Atap yang kita kenal anda sadari atau tidak ,sebagai elemen bangunan ,atap adalah salah satu bagian yang paling menarik perhatian.Tiadak bisa dimungkiri ,atap merupakan bagian yang paling mudah ditangkap mata dari kejauhan.Bahkan bentuk dan warna atap yang unik tak jarang kita jadikan petunjuk saat mencari bangunan tertentu.
Atap adalah bagian yang paling atas dari suatu bangunan yang melindungi bangunan dan penghuninya , baik secara fisik maupun psikis . perlindugan fisik berarti proteksi terhadap apapun yang dapat merusak bangunan ataupun mengancam keselamatan manusia. Sementara perlindungan psikis lebih bersifat abstak, yaitu manusia yang berada di bawah naungannya akan mersa lebih aman dan tenang . Dari pengertian ini ,jelaslah bahwa peran atap sangat besar dan tidak tergantikan dalam hal memberi proteksi bagi manusia dan bangunan di bawahnya.
Di Negara tropis Indonesia , atap merupakan elemen bangunan yang krusial dan wajib mendapat perhatian . Hal ini sebetulnya sudahg dilakukan nenek moyang kita melaluai berbagai eksperimen . Hasilnya adalah desain atap rumah Toraja , Minangkabau ,Batak , Jawa , Mentawai , Sumba, hampir semua atap rumah tradisional Indonesia. Semua memiliki satu kesamaan bentuk , yaitu atap miring . Sejak dulu atap miring yang tinggi menjulang sudah teruji mampu mengatasi masalah panas, kelembapan, dan curah hujan yang tinggi.
Walaupun karakteristik atap miring dapat ditemui di hampir semua bentuk atap tradisional Indonesia , bukan berarti setiap atap tersebut tidak memiliki kekhasan. Nilai tradisi , budaya,kepercayaan , dan norma yg berlaku secara turun –menurun turut mempengaruhi bentuk dan ornamennya. Tidak mengherakan jika setiap daerah atau suku memiki rumah adat dengan variasi bentuk atap yang berbeda.
Dalam arsitektur Indonesia , bentuk atap yang identik seperti ini kemudian menjadi langgam arsitektur yang menunjukan pada suatu daerah atau budaya tertentu. Atap Bogonjong , misalnya merujuk pada langgam arsitektur Minangkabau ,sementara atap Joglo untuk daerah Jawa dan atap rumah Tongkonan denan tulak sombanya indentik denan arsitektur Toraja atau Sulawesi.
Meskipun kini bentuk atap tradisional tidak lagi diaplikasikan dalam kebanyakan rumah modern, prinsip bentuk atap yang memiliki kemiringan tetap dipakai. Atap pelana, limas ,atau lasenar (miring satu arah) misalnya merupakan contoh bentuk atap miring yang masih sering ditetapkan dalam desain hunian saat ini hanya saja penggunaan materianya yang sedikit demi sedikit dari material alami seperti kayu/bambu mulai beralih ke Rangka Atap Baja Ringan dan menggunakan genteng/Atap Metal.
Di sisi lain ,bentuk atap datar banyak kita temui dalam hunian berkonsep modern. Pemilihan bentuk atap yang jauh lebih simpel ini bukan tanpa alasan. Kepratiksan ,efisiensi , waktu ,dan kemudahan pemeliharaan menjadi alasan utama mengapa bentuk atap ini lebih disukai.
Silahkan Berkunjung
JAYAWAN ENTERPRISE | |
TELP | 0812 8703 0528 |
HP/Whatsapp | 0812 8703 0528 |
bangun_rumah@jayawan.com / dedentanuwijaya@gmail.com | |
Alamat | Jl. Grand Nusa Indah Gandoang Rt. 03 Rw 04 Kec. Cileungsi Kab.Bogor 16820 |
Artikel Lainya
Pasang Baja Ringan
Atap Metal Berpasir
Jual Pasir
Jasa Bangun Rumah
Pemasangan Plafon & Partisi Gypsum